Sabtu, 22 November 2008

Night Riding - The Story Continues..

Sabtu, 22 November 2008

Hujan!
Saat itu waktu menunjukkan pukul 14.00 WITA dan hujan lumayan deras. Padahal jam 4 sore acara Lelasan Berseri Puputan Margarana Night Riding II akan dilaksanakan. Pesan singkat sms pun mulai masuk ke hape. Nadanya sih sama semua, ayo cari 'juru terang' alias pawang hujan. Pak Dewa dari Satak CC cukup concern dengan acara ini dan langsung menyarankan mencari pawang hujan. Terimakasih, Pak. Kami sudah mengajak Lisna, kelompok bersepeda dari PLN. Pasti nanti terang karena mereka bagian yang bikin terang dunia jika hari mulai gelap. Hehehe.. Pak Dewa pun tergelak di sms.

Sementara itu, ketua Lelasan Berseri merasa yakin sekali pada saat start cuaca akan cerah. Eh, dan memang ternyata betul! Weh, sudah komunikasi dengan 'yang diatas' rupanya. Atau malah sudah menjadi pawang hujan? Hahaha.. just kidding broda. Tepat jam 3 sore, hujan hilang. Yes! Sepertinya acara akan berjalan lancar. Semoga....

Tempat ngumpul untuk start adalah didepan Museum Bali. Pukul 4 sore sudah banyak 'brow-brow' pesepeda berkumpul. Panitia pun terlihat sibuk. Sementara itu, Pak Kepala Dinas Pariwisata Kodya Denpasar telah siap menanti untuk melepas rombongan yang jumlahnya hampir 300 pesepeda. Banyak juga ya?

Tepat pukul 4.30 sore, Pak Kadis Pariwisata mengibaskan bendera start. Sepeda pun mulai merangkak ditengah lalu lintas Kota Denpasar. Terimakasih ya, Pak Kadis. Sempet ngobrol sebentar dan menawarkan untuk ikut olah raga yang sehat dan ramah lingkungan ini. Tapi beliau menolak halus karena alasan kesibukan kantor. Tidak apa-apa, Pak. Yang penting tetap mendukung kegiatan bersepeda, kan? Eh, Pak Walikota udah mulai naik sepeda loh, Pak.

Voorider ada, tapi kayaknya sebagian besar peserta yang ikut merasa voorider terlalu pelan. Akhirnya voorider pun melaju jauh didepan dan yang 'setrong-setrong' pun bebas melaju. Luar biasa nih, pada kuat-kuat sekali naik sepeda... Rute tergolong standar namun tidak membosankan. Naik turun sedikit dan diselingi dengan pemandangan sawah dan jalan berliku. Asyik kok dan yang jelas lebih aman ketimbang lewat jalan utama Denpasar - Gilimanuk. Serem, saingannya truk dan bus. Been there.. done that... and it was scary...

Tak berapa lama, tibalah di pos istirahat yaitu di Pura Taman Ayun. Tau dong, ini pura cukup ngetop deh. Istirahat kurang lebih 30 menit sambil menunggu 'ekor' yang belum nyampe. Masih ada 5 peserta yang belum datang. Sabar sabar.. Tidak berapa lama, peserta terakhir pun sampai. Eh, saya kok ga keringetan ya? Hahahaha.. maap maap terpaksa naik mobil karena ingin foto-foto supaya ada dokumentasi sedikit.

Di Pura Taman Ayun, para 'Capung' ternyata sudah menunggu. Capung adalah klub sepeda di Tabanan yang sering 'terbang' di tanjakan bedugul atau di Desa Bajera Tabanan yang memiliki koleksi tanjakan bak goyang Inul.... Pantes kuat-kuat sekali ya...

Gowes dilanjutkan langsung menuju TMP Margarana. Hari sudah mulai senja. Lampu sepeda mulai dinyalakan. Dikit lagi kok namun jalannya menanjak terus tapi tidak tajam. Ngeselin sih tanjakan seperti ini. Ada beberapa yang istirahat ditengah jalan, ada pula yang naik official car yang disediakan. Ga apa2 kok, mungkin lagi tidak fit saja ya, Pak?

O ya, dari sekian ratus pesepeda, ada satu orang wanita dari Amerika... weehehehe hebat ya. Jadi kelas acara gowes kali ini levelnya sudah dunia hahaha... just kidding lah. Kebetulan salah seorang teman, Winaja, membawa teman genjotannya (jangan ngeres deh) yang bernama Rebecca. Wajahnya cantik, bodinya tinggi langsing dan tutur bahasanya halus... pake bahasa Indonesia loh! Tapi biarpun begitu, naik sepedanya kuat sekali karena doi adalah atlit triathlon... hehehe no wonder lah. Kok ya dapet aja ya peserta kayak gini? Dulu waktu keliling Bali, ada juga atlit triathlon dari Belanda tapi sudah kakek-kakek. Mending yang inilah, masih 24 taon... Mantap!

Ujung tanjakan terakhir telah terlihat. Margana is only one step ahead. Hebat hebat, tidak ada yang gagal. Hari sudah mulai gelap dan lapangan tempat acara sangat penuh dengan orang-orang yang ingin menikmati hiburan malam. O ya, ditempat itu sedang diadakan konser Nanoe Biroe, rocker dengan lagu berbahasa Bali, untuk memeriahkan peringatan hari Puputan Margarana 20 November. Wah ini rocker punya fans fanatik... dan bagusnya lagi, mereka mengkampanyekan anti narkoba. Good good..

TMP Margarana
Akhirnya, sampai juga di Margarana. Tenda polygon telah terisi dengan hadiah-hadiah doorprize yang cukup banyak. Suasana, au ah GELAP! Yang terang hanya disekitar tenda Polygon karena menggunakan genset keciiiiiiil banget punya Pak Made Jayakarta. Tapi no worries lah, namanya juga Night Riding, jadi ya harus nuansanya gelap toh? Hehehe... Lisna mana nih? Oey, gelap niii..

Acara dimulai dengan mengheningkan cipta bagi para pahlawan yang gugur di daerah ini. Ceritanya waktu jaman perang mempertahankan kemerdekaan dulu, Letkol I Gusti Ngurah Rai memimpin pasukan tempur yang berjumlah ribuan dan melakukan long march menuju Gunung Agung kemudian tiba di desa Marga disergap oleh pasukan Belanda dari darat dan udara. Di ladang jagung yang luas pasukan Ciung Wanara dikurung pasukan NICA bersenjata lengkap dan diberondong dari udara... Keberanian pasukan pejuang tidak perlu ditanyakan. Mereka gugur demi mempertahankan kemerdekan Republik Indonesia! BANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG MENGHARGAI JASA PARA PAHLAWANNYA! Terimakasih, wahai Pahlawan..

Acara selanjutnya adalah makan malam. Halal kok, Pak. Jangan khawatir.. Makan dikegelapan ternyata tidak masalah bagi para bikers. Apalagi nasi bungkusnya lumayan enak...

Kenyang, pembagian doorprize pun dimulai. Buanyaaaakkkk sekali doorprize nya. Meski dibungkus kecil-kecil, seperti mulai dari voucher makan gratis dari RM Saung Sunda milik Cokde, RM Center Point milik Gung Erry, Klenger Burger dan tidak ketinggalan... taraaa... Warung Rani milik ga tau deh siapa..... au ah! Trus, ada voucher juga dari Tarakan Motor milik bos Angel, ada baju dari Gozeng Wear, baju dari garment Pak Made Panjer, hadiah dari Polygon, ada selop tangan, kaus kaki, lampu kecil, helem, ban, rims dan yang paling gede, frame. Sebagian besar doorprize adalah sumbangan dari Toko Sepeda Jayakarta. Tengkyu, Pakde. Tengkyu juga buat semua sponsor...

Semua terlihat bersemangat dan berkonsentrasi mendengar nomor yang diumumkan panitia melalui megaphone. Saking fokusnya pada penarikan undian doorprize, sepeda yang diparkir menjadi kurang pengawasannya. Alhasil, beberapa benda kecil yang gampang dilepas seperti lampu dan odometer melayang alias lenyap a.k.a hilang! Adoooh.. ternyata tangan jail ada dimana-mana ya? Pelajaran yang dapat dipetik dari kejadian ini adalah: satu, saat parkir sepeda, cabutlah semua lampu dan masukkan di kantong jersey. Dua, parkirlah sepeda ditempat yang gampang terlihat setiap saat. Alih-alih jagain lampu supaya tidak hilang, eh nanti malah sepedanya yang raib.. hehe. WASPADALAHHHHHHHH... WASPADALAAHHHHH!!!!

End of the program, semua kemudian pulang dengan menggenjot sepeda malam-malam. Nah ini bagian dari night riding nya. Asyik kok. Ya, kan?

Terimakasih kepada semua komunitas sepeda yang telah meramaikan dan mendukung acara ini, seperti:
SANDAT CC - RS. Sanglah. Terimakasih ambulance nya.
SATAK CC - Kayumas Kaja
LISNA - PLN. Show Watt Gitu Lho...
DALAS
THE DEAF
46 GOWESERS - BNI 46
CAPUNG - Tabanan
SESAPI BALI
Bike To Work Chapter Bali - GREEN WARRIOR...
TTM - Pertamina Terminal Transit Manggis
Led'z Bali
Betty - Pedungan. Sayang tidak bisa ikut karena ada upacara adat.
BTC - Batur, Denpasar.
dan klub sepeda lain serta peserta individu yang tidak dapat disebut satu persatu.

Juga terimakasih yang tulus kepada seluruh Panitia Lelasan Berseri Night Riding II. Sukses, broda...










1 komentar:

  1. Wuih, asik banget night ridingnya... Pasti sensasinya beda. I can only imagine. :-( Pernah-nya cuma ikutan night safari.. (yah bedaaa laaaaahhhh... hehehehe)

    BalasHapus