Rabu, 15 Oktober 2008

Lelasan Berseri Tour de Bali 2D1N 18-19 Oktober 2008


Lelasan Berseri Tour de Bali 2D1N 18 -19 Oktober 2008

Believe in yourself, the rest is up to you. Begitu kira-kira sepenggal lirik lagu yang dibawakan oleh Spice Girls, empat penyanyi cewek Inggris yang cantik-cantik. Begitu pula lah keyakinan kami akan tantangan bersepeda keliling Bali selama 2 hari 1 malam. That’s right, broda! We’re gonna ride…….. a long one.

Gak Mungkin!
Sejujurnya, ide awal keliling Bali bersepeda selama 2 hari ini datang dari beberapa rekan yang sudah pernah melakukannya namun selama 3 hari 2 malam yaitu Ngurah Budhita a.k.a Dogle dan Wayan Alu. Dari pengalaman tersebut, mereka merasa tertantang untuk melakukannya dalam 2 hari. Saat ide ini digulirkan ke komunitas, tak sedikit komentar miring dan nada pesimis yang kami dapati misalnya: tidak mungkin, terlalu memaksa, trus dimana fun nya?, giloleh gowes 12 jam nonstop, dan lainnya. Semakin banyak yang pesimis, semakin kuat tekad kami untuk membuktikan bahwa tantangan ini harus dijawab! Untungnya kami tidak sendiri, para senior ternyata mendukung dan dengan tegas menyatakan bahwa perjalanan ini sangat feasible untuk dilakukan. Ketua Lelasan Berseri yaitu Agung Rama pun bersemangat sekali untuk mewujudkan tantangan ini.

Bertepatan di bulan Oktober ada peristiwa sejarah penting yaitu Sumpah Pemuda 28 Oktober, kami pun tambah semangat karena ada misi menggelorakan semangat nasionalisme dan kepemudaan. Selain itu misi yang akan kami bawa adalah semangat mengurangi panas bumi atau global warming dan mengkampanyekan bersepeda (Bike to Work) untuk hidup sehat dan hemat energi. Kami lantas memberi tajuk event ini:

Lelasan Berseri Tour de Bali 2D1N
18-19 Oktober 2008

Setelah klop dengan tema, kami pun segera bekerja melakukan perencanaan. Waktu hanya kurang dari 3 minggu dan rasanya tidak cukup untuk mencari sponsor untuk mendukung kegiatan ini. Kami sepakat untuk menjadikan event perdana keliling Bali ini self financed. Setelah panitia terbentuk, kami mulai bekerja. Dukungan dari teman-teman mulai mengalir. Sumbangan terkumpul lumayan banyak baik berupa dana maupun barang. Kami tetap mencoba peruntungan untuk mencari perusahaan sponsor dan berhasil mendapat dukungan dari Polygon dan sebuah perusahaan minuman isotonik. Lumayan.

Medical Check Up.
Sementara itu pendaftaran untuk peserta mulai dibuka. Tak disangka ternyata cukup banyak yang berminat. Peserta terus bertambah hingga hari H-1. Mengingat perjalanan yang akan kami lalui sangat jauh dan cuaca di bulan ini sangat panas, kami melakukan medical check up kepada seluruh peserta untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Hingga sehari menjelang keberangkatan, peserta yang mendaftar sebanyak 40 orang. Banyak juga nih.

Rute Barat
Rute yang akan kami tempuh terbagi menjadi 2 trip dan setiap trip terbagi menjadi 10 etape. Masing-masing etape telah diukur oleh tim survey yang memiliki jarak kurang lebih 25 km. Jadi setiap menempuh 25 km, kami telah menempuh 1 etape. Secara psikologis, perjalanan menjadi ringan karena kami telah terbiasa menempuh jarak 25 km. Sedangkan total jarak trip pertama yaitu dari Denpasar menuju Gilimanuk dan finish di Singaraja adalah sejauh 225km. Sedangkan trip kedua dari Singaraja menuju Karangasem dan finish kembali di Denpasar sejauh 175km. Jadi total jarak yang harus ditempuh adalah kurang lebih 400km. Juauh….

Peserta Asing
Waktu berlalu dan tinggal sehari sebelum keberangkatan. Kami merasa persiapan sudah cukup dan bersiap untuk the big day tomorrow. Sore harinya kami menerima telepon dari teman bahwa ada dua orang kakek-kakek Belanda ingin ikut dalam perjalanan ini. Teman ini memastikan bahwa dua orang Belanda ini sudah terbiasa mengayuh sepeda long trip. Setelah kami gali informasi lebih jauh, ternyata salah satunya adalah mantan juara marathon 3 kali! Wuih, otot kawat balung besi darah oli dan minumnya pertamax kali nih… hahahaha. Kami pun tidak berkeberatan. Welkom, meneer. jamuuuuuu kaleeeee... nyonya meneer...

Big Day!
Pagi itu terasa dingin. Mudah-mudahan tidak turun hujan, begitu kami berharap. Jam 5 pagi peserta mulai berkumpul di markas Lelasan Berseri yaitu di d’Oka House di jalan Diponegoro. Kesepakatannya adalah berangkat jam 6.30 pagi. Jika telat, silakan susul dengan mobil pikap yang telah disediakan. Harus tegas dong..

Untung semua bisa on time. Setelah foto bersama sebelum berangkat, kami take off tepat jam 7 pagi. Yah, telat juga… Ga apa-apa deh, yang penting semua telah siap fisik dan mental untuk menempuh long journey.

Kami pun mulai mengayuh pelan untuk pemanasan otot. Kecepatan 25 km/perjam kami patok sebagai kecepatan rata-rata tempuh. Jalan-jalan dalam kota kami belah pagi-pagi dengan mulus diselingi dengan raungan sirine mobil voorider. Rasanya seperti atlit nih.. hahaha.. boleh dooong…

Finish etape pertama adalah pompa bensin di desa Lumajang Tabanan Bali. Jaraknya adalah 25 km. Etape pertama ini sukses kami tempuh dalam waktu 50 menit saja. Masih seger rupanya hehehe. Padahal jalannya goyang Inul lumayan dahysat loh. Naik turun cukup menantang sebagai sarapan pagi. What a good start.

Formasi masih berantakan, susah sekali membentuk formasi dua baris dan mempertahankan speed karena kemampuan masing-masing peserta yang tidak sama. Namun above all, kami senang melewati rute pertama.

Etape kedua finish di Restaurant Soka Indah di pantai Soka Tabanan sejauh 25 km dari etape pertama. Ini kami tempuh dalam waktu hanya 45 menit. Kami pun terkaget-kaget, kok cepet sekali ya sampai di pantai Soka? Jamnya salah kali? Hehehe beneran kok….

Istirahat cukup 15 menit saja, perjalanan kami lanjutkan. Etape berikut adalah pompa bensin Pekutatan Tabanan sejauh 25 km dari etape kedua. Perjalanan ini kami tempuh dalam 1 jam 5 menit. Lah kok lama? Ya tanjakannya buanyak buanget. Udah gitu panjang-panjang pula. Eh jam udah menunjukkan pukul 10:20 WITA saat kami tiba di Pekutatan Tabanan. Dikit lagi udah masuk Kabupaten Jembrana loh. Cepet juga….

Etape keempat adalah Pura Rambut Siwi Jembrana. Jaraknya adalah 10 km saja dari etape ketiga. Meski jaraknya dekat, jalannya masih naik turun lumayan banyak. Sehingga memakan waktu cukup lama yaitu 1,5 jam. Lama ya? Puanasnya itu loh… udah mulai terasa.

Setelah istirahat selama 15 menit di etape keempat, kami melanjutkan perjalanan ditengah terik matahari yang sangat menyengat. Sun block sepertinya tidak efektif. Waktu sudah menunjukkan pukul 11:45 sedangkan etape keempat masih jauh yaitu di SD 1 & 2 Tukad Daya di kabupaten Negara. Kami kemudian berunding untuk segera mencari lokasi istirahat makan siang. Tim support pun kemudian bergerakn dan berhasil menemukan tempat leyeh-leyeh yang layak. Kami pun menikmati nasi bungkus yang telah disiapkan oleh tim logistic dan setelah itu langsung doze off selama 2,5 jam. Zzzzzzzzzzz………

Puanase rek!
Jam sudah menunjukkan pukul 15:30 sedangkan matahari masih belum bersahabat. Hwaduh.. panasnya minta ampyun. Target awal adalah istirahat makan siang selama 1 jam saja. Namun karena panas sekali siangnya, istirahat ditambah 1 jam lagi dan akan dikompensasi dengan night riding. Jadi mulailah kami mengayuh sepeda menuju etape ke enam yaitu patung jangkar di Gilimanuk sejauh 25km. Jalan melewati pantai Soka sebetulnya sangat indah. Disisi kiri terhampar pemandangan pantai dengan debur ombak berbuih putih dan disisi kanan terhampar pemandangan sawah nan hijau. Lumayan lah untuk menghibur dari panasnya sang surya.

Setelah 50 menit mengayuh, kami tiba di etape 6 yaitu Monumen Jangkar Gilimanuk. Peserta langsung menyerbu mobil ijo alias Kijang pikap logistik yang penuh dengan minuman dan juga mobil Pregio yang penuh dengan makanan dan buah. Haus dan lapar langsung diganjar dengan berbagai pilihan minuman, makanan ringan dan buah sesuai selera masing-masing. Tim logistik kami dengan sigap melayani para peserta. Kami memiliki tim support yang luar biasa commit dan pekerja keras. Yeah, we’re one solid team.

Tanjakan @#&*$&^#%!!!!!
Istirahat 15 menit, kami kembali menantang matahari sore yang masih panas namun rute sudah mulai memasuki wilayah Cekik Gilimanuk yang banyak pohon tapi tidak berdaun.. hahaha sama saja. Masih puanas. Katanya sih nanti di depan akan menghadang tanjakan yang panjang dan melelahkan. Ternyata memang benar. Kami pun menikmati tanjakan tersebut dan sukses melewatinya dengan pelan. Untung pada trip-trip sebelumnya kami sudah menjajal berbagai jenis tanjakan seperti di desa Sulangai yang punya koleksi tanjakan bujubuneeeeehhhhhh amit-amit kok ada sih ya yang bikin jalan seperti itu naik turun ga kira-kira…. Jalan aja susaaah. Kami juga sudah menjajal tanjakan panjang dan b(&*&#% di desa Pelaga menuju Jembatan tertinggi di Bali yaitu Jembatan Bangkung. Lumayan lah bekal pengalaman menaklukkan berbagai jenis tanjakan membuat kami dapat menikmati perjalanan ini… jadi inget lagu Ebiet G. Ade. “Perjalanan ini terasa sangat menyenangkan… sayang engkau tak hadir disisiku kawan… “ hosh hosh hosh…

Next stop is Pura Pulaki. Ini pura terletak di pinggir pantai utara pulau Bali. Ini salah satu pura besar yang terkenal generous. Banyak pengusaha Bali yang datang sembahyang ke pura ini untuk memohon kesuksesan dan keselamatan. Perjalanan menuju pura ini relatif datar dengan pemandangan pesisir yang indah sekali. Kebetulan sekali saat kami tiba, di pura tersebut dengan diadakan piodalan atau upacara besar rutin setiap enam bulan sekali. Wah beruntung sekali. Rasanya being blessed banget… Thank you, GOD.

Trip menuju Pura Pulaki kami lalui dalam waktu 1 jam dari etape terakhir. Cukup melelahkan. Setelah itu kami mulai menyalakan lampu sepeda karena hari mulai senja. Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Lovina tinggal 2 jam lagi. Gila, tak terasa kami sudah mengayuh sepeda hampir 175 km selama hampir 12 jam! Pantat puanas pasti lah… tapi semangat semua teman tetap membara. Satu dua orang mulai menunjukkan kejenuhan, itu wajar. Tapi sebagian besar, tetap semangat. Hebaaaaattt…….

Ya sudah, gowes dilanjutkan. Next etape adalah Pelabuhan Celukan Bawang dengan jarak 25km. Jalan mulai datar dan membosankan. Rasanya kok lebih senang bertemu jalan yang berkelok kadang naik dan pasti ada turunannya. Lebih bergairah rasanya daripada dataaaaaaaaaaaaaaaaaar mulu. Boring deh. Hihihi sombong ya.. Tapi bener deh, boring banget jalur menuju Lovina. Untung ada mobil penyemangat dengan dua speaker besar dan hentakan house music yang memompa semangat… lagunya pun familiar sekali.. “manu’e manu’e cucak rowo….cucak rowo dhowo buntute… buntute sing akeh bulune.. yen digoyang serrrr serrr huaduh ena’ee…. “ yiiiiiiiiihhhhhhhhhaaaaaaaaaaaaa..

Ditengah perjalanan kami disambut oleh komunitas bersepeda Singaraja dibawah pimpinan Pak Pasek. Kami pun beriringan dan saling mengobrol ringan. Tak terasa, kami tiba di tengah kota Singaraja pukul 7 malam. Istirahat di salah satu minimarket selama 15 menit, setelah itu kembali mengayuh menuju Hotel Adi di Kalibukbuk Singaraja. Cuman 10 km lagi kok. Tapi 10 km dari menuju total 220 km hahahaha.. cuapek buangeeeettt. Kami tiba di hotel pukul 8 malam karena mengayuh santai sekali ditengah jalan kota yang ramai. Selamat lah kami menempuh trip pertama sejauh 220 km!

Aahhhh end of trip one…. It’s time to sleep… eh ga bisa tidur loh, saking capeknya. Tapi harus.. tetap.. dipaksa… untjker aa.. azzz…zzzz…. Grookkk…. Hiiiissss…zzzzz… zzzz…. (ternyata mimpinya pun masih genjot sepeda juga… cape ya?!)

Trip II: Singaraja – Karangasem – Klungkung – Gianyar – Denpasar
Bangun jam 5 pagi. Janjinya berangkat jam 6 pagi. Ternyata masih banyak yang molor. Yah toleransi 1 jam deh. Pagi-pagi sudah diisi dengan joke-joke untuk menyegarkan suasana. Kami pun berfoto bersama didepan hotel sebelum take off. Tepat jam 7 pagi, kami mulai mengayuh menuju finish etape pertama yaitu Air Sanih sejauh 22 km. Raungan sirine voorider membelah keheningan pagi mengundang penduduk untuk melihat parade kami. Baju sponsor Polygon pun terlihat ciamik berbaris dua di jalan. Karakter jalan yang kurang mulus cukup melelahkan juga untuk mengayuh. Ditambah lagi dengan tanjakan ringan nan panjang. Pagi-pagi sarapan tanjakan, uedaaannn. Tiba di Air Sanih pukul 8:11 WITA. Ngos-ngosan banget..

Etape kedua adalah Lapangan Ampel Gading di Desa Sambirenteng sejauh 23km dari etape pertama. Cuaca di Singaraja memang panas. Kami melawan sinar matahari karena menuju kearah timur. Jadi terkena sengatan matahari pagi pukul 9 cukup panas rasanya. Tapi matahari di Denpasar lebih banyak dari di Singaraja yang punya cuma 1 saja. Di Denpasar matahari selain di atas, ada juga di jalan dewi sartika, di mal bali galleria, di kuta hehehehe….. basi banget. Emmmm……ber.

Finish etape kedua pukul 9:20 WITA. Asli panas banget padahal masih pagi. Kopi panas enak kali bo.. nah kalo jalan panas…. Mending nyari dakocan yang hot kali yak? Hahahaha.. kalau dapat beneran, bisa tambah gerah tuh..

Setelah istirahat 15 menit, kami kembali mengayuh menuju etape ketiga yaitu Polsek Kubu. Perjalanan menuju etape tiga ini memiliki pemandangan yang indah sekali. Tepat didepan Polsek Kubu terhampar pemandangan Gunung Agung yang bener-bener agung kelihatannya. Pasti pak polisi senang sekali tiap hari disuguhi pemandangan yang sangat indah setiap hari atau malahan bosen? Terserah deh ah… yang penting pengabdian ya, Pak? Eh, btw terimakasih ya, Pak, pos nya kami aduk-aduk. Ada yang langsung molor di mobil patroli, ada yang rebahan di depan pos, ada nyender di tembok rumah dinas hahaha… yang paling parah, dibelakang pos banyak yang buang air kecil sembarangan sssssttttt….. maaf ya pak kita nyiram tanpa permisi…

Next stop adalah Tulamben, resor yang terkenal dengan diving site nya yang luar biasa. Sempat terjadi insiden kecil yang membuat salah satu peserta jatuh namun tidak ada luka fatal, hanya lecet ringan. Hati-hati broda…

Puih, masih ngomongin panas… karena cuman itu yang teringat sampai saat ini. Pemandangan pantai nan biru, hamparan savanna kering cokelat dengan gradasi indah tidak membantu. Pokoke panas.. panas.. panas.. badan ini… pusing.. pusing.. pusing.. kpala ini… hahah itu lirik lagu GIGI, tau? Pas banget.

Kami pun menemukan tempat leyeh-leyeh yang teduh dengan hamparan pemandangan laut dan gunung. Top banget. Jam menunjukkan pukul 12 tepat. Kebayang dong siang bolong di pinggir pantai… eh tapi ada beberapa peserta yang langsung buka baju dan nyebur ke pantai. Bukannya jadi lemes ya habis berenang? Ga bisa dilarang deh.

Istirahat panjang selama 2 jam untuk menyongsong tanjakan panjang dan berliku di daerah Culik Karangasem. Selama perjalanan dari Denpasar menuju Singaraja hingga Tulamben, kami cukup banyak mengalami pecah ban. Aneh. Karena kami tidak pernah melewati jalan off road. Semuanya on road nan mulus. Mungkin karena karakter ban dan juga karena faktor panas jalan aspal. Kali ya? Ada yang punya teori lain? Yang pecah ban biasanya langsung diangkut dengan official car. Jadi cacat deh perjalanannya karena naik mobil pikap hahaha. Apes.

Waktunya gowes lagi. Udah 2 jam berlalu. Dag dig dug rasanya. Bisa nggak ya melewati tanjakan Culik yang tidak sopan itu? Voorider dilepas jauh didepan guna memberi keleluasaan kepada peserta untuk menikmati gowesan masing-masing. Hah hah hah hah hah….. kok kayak ga ada ujungnyaaaaaa……. Tanjakan sejauh 4 km kami lalui dengan penuh perjuangan…. Merdekaaaaaaaaaaaaaaaaaa.

Everybody is so happy. Tinggal menyongsong tanjakan top kedua yaitu di Sanghyang Ambu. Ambu means awan. Ngerti dong maksudnya.. tinggi di awan bo..

O-ya, perjalanan ini tambah seru dengan adanya satu peserta wanita. Cici namanya. Bapaknya Cici ini, Nugroho, sudah keliling Bali beberapa kali. Jadi air cucuran atap kayaknya. Anaknya pengen nyoba. Dan ternyata Cici kuat bo! Meski selalu dibelakang barisan, tapi tetap finish dengan sukses. Hebat anda, Ci! Salutttt… eh, omong-omong, kalau Pak Nugroho cari mantu pasti syaratnya harus sudah pernah keliling bali bersepeda, tiga kali pula! hahahaha… geloooo… geloooo…. Becanda mulu nih.

Next stop adalah Tirta Gangga sejauh 14 km dan jalannya turun teruuusss.. ini bonus panjang banget.. ga usah diomongin deh.. enak banget meluncur terus…

Di Tirta Gangga kami tiba pukul 15:15 WITA. Masih siang. Istirahat lumayan lama sambil menunggu yang ganti ban. Siap siap untuk Sang Hyang Ambu….

Tepat 15 menit istirahat, kami kembali menikmati turunan. Enjoy it while we can karena sebentar lagi kami harus hah heh hah heh lagi di tanjakan Sang Hyang Ambu. Betul kan? Kami mulai gowes perlahan menikmati sekali tanjakan edan ini. Bagi kelompok angin, alias otot baja balung besi darah oli dan dengkul 125cc, tanjakan ini bagai mainan yang menyenangkan. Bantuin oom didorong dong dikiiit aja…

Setiap tanjakan kunci nya adalah kesabaran dan tidak emosi. Begitu kata senior. Iya deh. Dan pandangan tetap dua meter saja untuk mencegah demotivasi melihat tinggi dan panjangnya tanjakan. Iya lagi deh. Usahakan cadence yang konstan dan nafas diatur. Teorinya banyak ya. Tapi mujarab loh. Boleh dicoba.

Sang Hyang Ambu terlewati dengan sukses. Rasanya ploooongngngngng… tinggal menikmati turunan hingga Pantai Candi Dasa Karangasem yang merupakan next stop. Kami tiba di Candi Dasa sekitar pukul 16:15 WITA. Tiba di Candi Dasa rasanya sudah seperti tiba di rumah. Karena rute Denpasar – Candi Dasa sudah lumayan sering dilewati bersepeda. Apalagi etape berikutnya adalah Goa Lawah yang sudah sangat dekat dengan Candi Dasa.

Goa Lawah kami tempuh dalam waktu 40 menit dari Candi Dasa. Ah makin dekat dengan rumah. Kami pun tambah semangat untuk segera gowes menuju etape berikutnya yaitu Pura Er Jeruk yang berjarak 21km. Etape ke delapan ini kami tempuh dalam waktu 1 jam. Lumayan lama karena jalan yang naik turun dan agak pelan karena lalu lintas yang ramai. Eh sekilas info, dari perjalanan malam di baypass Ida Bagus Mantra, beberapa kali melihat truk dari arah berlawanan yang TIDAK PAKAI LAMPU alias lampunya mati. Kita aja yg pakai sepeda nyalain lampu.. edan edaaan…….

Dari Pura Er Jeruk ke etape berikutnya yaitu Mc Donalds Sanur tidaklah terasa sama sekali karena jarak sekitar 10 km. Kami bisa berbaris rapi jajar dua. Tumbennnnnn….. Eh ditengah jalan, kami disambut oleh senior yaitu Agung Ardana alias Gung Ar yang mengendarai sepeda motor matic. Senang juga rasanya mendapat perhatian dari senior.. matur suksma Pak Agung Ar….

Di Mc Donalds, kami tiba pukul 8 malam dan langsung berpelukan dan saling bersalaman. Semua terlihat bersemangat sekali tidak seperti habis mengayuh sepeda ratusan kilometer. Hebat hebatt….

Kami foto bersama dengan kru Mc Donalds karena telah memberikan sponsor dalam kegiatan ini. Terimakasih Mc Donalds…

Kami pun kembali mengayuh untuk menyelesaikan trip kembali ke titik nol dimana kami berangkat yaitu di markas Lelasan Berseri di d’Oka House Jalan Diponegoro. Cuma 5 km saja…. Halah belagu ya habis keliling Bali.. hehehehe…

Akhirnya, tibalah kami kembali di titik nol. Tuntas sudah perjalanan keliling Bali bersepeda selama 2 hari 1 malam. Kami tiba di markas pukul 8.30. Sejarah telah kami ukir di diri masing-masing. Untuk orang lain, mungkin kegiatan ini adalah buang-buang waktu, tidak ada gunannya, cari penyakit, gila dan lain-lain deh yang ga enak dikuping. Tapi bagi kami, ini adalah cerita sendiri yang akan membekas di hati dan mungkin tidak terulang lagi. Bukan sebuah pembenaran tapi sebuah kenyataan. KAMI BERHASIL! Terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu kegiatan kami hingga terwujud dan sukses dimata kami. Hiks.. hiks.. matanya jadi berair...... siapa sih yg kupas2 bawang.. oh Warung Rani ya.. lagi bikin sambel matah pedas... hiks.. udah ah! Sempet-sempetnya promosi. hik hik hik.


Ucapan terimakasih tak terhingga kami haturkan kepada:

Para senior:
Agung Ardana
Pak Nana

Ketua Lelasan Berseri: AA. Ngr. Agung Rama Putra

Seluruh team keliling Bali:

dr. Gede Budhi Setiawan

dr. Buset

AA. Ngr. Alit Tirta Kusuma

Gung Alit

AA. Ngr. Ag. Rama Putra

Gung Rama

Tjok. Gde Putra

Cok De

Ketut Gede Duarsa

Angel

Endra Datta

Endra

I Gst. Ngr. Wirata

Goseng

Kadek Sukardika

Dek Gondrong

I Wayan Wijasa

Pakyan Nana

Made Suparta

Pakde Panjer

Dodik Aswinarto

Dodik B2W

I Wayan Budiasa

Yande

Wayan Suastika

Suastika

Kadek Suartana

Dek Ubung

I Wayan Suwitra Yadnya

Cogroh

AA. Ngr. Gd. Wirawan

Aji Wirawan

AA. Ngr. Oka Ariawan

Aji Oka

Kadek Muliarta

Dek Mul

AA. Ngr. Gede Parasurama

Turah Gede

Nyoman Suandi Menara

Suandi Tajog

Ketut Aryadi

Tut Aryadi

I Gede Hartajaya

Boti BTN

Pieter Lexmond

Pieter

I Made Gunawan

Gunawan

Jan Van Ammers

Wajan

Thay

Cik Thay

AA. Gede Oka

Jike

Hadi Setya Nugroho

Nugroho

Kurniamarchyani

Cici

Wayan Suwitra

Pitung

AA. Bagus Erlangga Puthra

Erri

ME. Tyas Utami

Bu Tami

I Gst A. Bagus Purnamadi

Ajus

Made Puja Marga

Puja

Made Praartha

Ade

I Made Raka Sutama

Raka

Agus Supriyanto

Agus Astro

Made Ari Suranadi

Ari Gembor

Wayan Arnawa

Alu

I Gst. Ngr. Budhita

Dogle

AA. Ari Mahayasa

Pak Kadir

I Wayan Sanjaya

Donal

Agustama

Agus

Putu Wirawan

Wirawan

Putu Adiana

Abenk

Kadek Sri Mahendrawati

Jeng sri

GA. Andayani

Bu Gek

IG. Pt. Arimantara

Gungtu

I Wayan Pica

Pica

Made Suardana

Made Kalbe

Terimakasih kepada sponsor dan donatur:
Polygon
Vitazone
Mc Donalds
Gozeng Wear
Gung De Sticker
Pakde Panjer
Cokde
Bu Tammy
AA. Ngr. Oka
AA. Ngr. Gede
Catering Warti Buleleng
Wayan Donal
Putu Adiana
Toko Sepeda Jayakarta
Asia Ban
dr. Budi Setiawan
SANDAT - dr. Desi

dan kepada seluruh komunitas bersepeda Lelasan Berseri! Bravo!